INILAH.COM, Jakarta – Meski tercatat sebagai caleg di Pemilu 2009, Marissa Haque memilih untuk berkampanye tentang keselamatan bumi ketimbang mempromosikan diri di hadapan konstituennya. Itu sebanya politisi Partai Persatuan Pembangunan ini mengaku lebih suka bicara soal lingkungan daripada politik.
Oleh: Arief Bayuaji [Inilah.Com]
Marissa Haque
Jadi nggak jadi caleg (calon legislatif, red), tidak saya permasalahkan,” jelas Marissa, seusai peluncuran buku Bertahan di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim karya Fachruddin M. Mangunjaya, di Gedung Rektorat, Lantai 4, Universitas Nasional Jakarta, Pasarminggu, Jakarta, Selasa (18/11). Marissa Haque yang kini tercatat sebagai caleg PPP bernomor urut 2 di Derah Pemilihan Jawa Barat 1 (Cimahi dan Bandung) merasa tak perlu terlalu memikirkannya. “Bukan saya nggak optimis. Tapi, untuk saya, berbuat baik itu kan bisa dengan cara apa pun. Seperti dengan mengajar, ramah terhadap lingkungan, dan aktivitas lain-lainnya.”
Jadi nggak jadi caleg (calon legislatif, red), tidak saya permasalahkan,” jelas Marissa, seusai peluncuran buku Bertahan di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim karya Fachruddin M. Mangunjaya, di Gedung Rektorat, Lantai 4, Universitas Nasional Jakarta, Pasarminggu, Jakarta, Selasa (18/11). Marissa Haque yang kini tercatat sebagai caleg PPP bernomor urut 2 di Derah Pemilihan Jawa Barat 1 (Cimahi dan Bandung) merasa tak perlu terlalu memikirkannya. “Bukan saya nggak optimis. Tapi, untuk saya, berbuat baik itu kan bisa dengan cara apa pun. Seperti dengan mengajar, ramah terhadap lingkungan, dan aktivitas lain-lainnya.”
Marissa pun kini lebih fokus dengan mengurus keluarga, mengajar, dan menjalani program doktor S3 bidang Lingkungan Hidup di Institut Pertanian Bogor. “Selain kesibukan itu, saya lebih konsentrasi terhadap nasib kelangsungan bumi kita. Saya ingin menggugah siapa pun, untuk menyelamatkan bumi. Saya tidak bisa memungkuri, bumi adalah masa depan kita semua. Kalau tidak kita jaga, bumi akan habis dan musnah.”
Marissa mencontohkan banyaknya hutan-hutan yang digunduli. “Banyak hutan yang dirusak. Sudah tidak ada habitatnya lagi. Mulai dari tumbuhan sampai hewan. Dampak global nantinya, ya, bikin bumi hancur. Ini sangat menyedihkan,” kata Marissa.
Kenyataan itulah yang akhirnya menggugah Marissa untuk mengajak siapa pun melakukan penyelamatan bumi dengan mulai melakukan sesuatu dari yang paling kecil.
“Bisa dengan menghemat listrik, membuang sampah ditempatnya sesuai organik atau non-organik, menanam dan memelihara pohon dan lain-lainnya. Semuanya dimulai dari diri sendiri, baru keluarga, tetangga, teman sampai nantinya bersama komunitas yang lebih besar,” tutup Marissa.